
Kwek Li Na atau biasa dipanggil A Ling. Perempuan Indonesia yang menikah di Taiwan."Menulis karena Jiwa, bukan karena keinginan pembaca, bukan juga karena siapa, meski saat tulisanku terbaca oleh siapa saja ...pembaca memiliki hak untuk serasa memilikinya." Lewat karya-karya, banyak kebahagian yang kudapat, bisa berbagi dengan orang lain, dan menemukan banyak sahabat.
Email : kwekliena@yahoo.co.id
Buku yang telah terbit :
Antologi Puisi Merah Yang Meremah (bersama 10 penyair)
Antologi Perempuan Dalam Sajak (bersama 9 penyair)
Himpunan Puisi Padang 7,6 SR bersama Solidaritas 25 sastrawan dan JEJAK PARA KAUL I bersama 16 penulis dari Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk gempa Padang.
Buku Puisi Tunggal "Bunga Rindu Di Sandaran Bintang"
Puisi – Puisinya antara lain :
Email : kwekliena@yahoo.co.id
Buku yang telah terbit :
Antologi Puisi Merah Yang Meremah (bersama 10 penyair)
Antologi Perempuan Dalam Sajak (bersama 9 penyair)
Himpunan Puisi Padang 7,6 SR bersama Solidaritas 25 sastrawan dan JEJAK PARA KAUL I bersama 16 penulis dari Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk gempa Padang.
Buku Puisi Tunggal "Bunga Rindu Di Sandaran Bintang"
Puisi – Puisinya antara lain :
RASAKU
untukmu, yang telah mencuri hatiku :
cintamu,
adalah epigram yang hidup
tempat relief rindu
kupahat
dan pada semesta aku berjanji
kuhibahkan rasaku
selamanya
dalam elips kasih sayangmu
Taiwan, 6 Desember 2010
PLANETOID CINTA
untukmu, yang telah menanam rindu di jantungku :
hanya cinta yang membuat aku tetap di sini. Menunggumu meski ribuan milyar detik menertawaiku.
menyetiai sepi. Mengais hangat dari bara ribuan harapan ketika musim mengirim gigil,
dalam ruang penantian yang tak mengenal kematian.
karena aku percaya, dari kaki langit, entah dari arah mana?
entah pada musim apa?
engkau akan datang menembus cakrawala,
membelah samudera, melalui badai, menerjang keadaan, tuk' membawa aku ke planetoid keabadian.
menjahit setiap perbedaan, mengunting masalalu, merenda kekinian,
membungkus kepahitan, menambal kegetiran, membordir kerinduan
hingga menyatukannya menjadi lembaran-lembaran keindahan.
Taiwan, 22 November 2010
BERBAGI
denganmu aku bisa bertanya apa saja
dari masalah penting bahkan untuk hal-hal yang tidak penting
hingga aku tahu, di jam sekian engkau ada di kantor, kafe, mall atau lagi meeting
kadang aku bisa menjadi sosok yang bawel untuk urusan makanmu, jika hari sudah lewat jam satu siang
dan kutahu kau malah belum sarapan
lalu kudengar kau tertawa, padahal sama sekali tak ada lucunya
Ah! tak apa, yang penting kita sama-sama bahagia
Baojhong, 18 Januari 2011
Aksara Hati
dengan tapak jelata
tak mungkin aku membelah cakrawala
atau menembus bumi ratusan lie tebalnya
dengan puisi semata
tak mungkin aku menundukan nestapa
apalagi memerangi kemiskinan dunia
namun aku percaya
angin dan awan mengantar hujan
selalu ada harapan dalam setiap helaan
namun aku yakin
dengan hati yang mengalir cinta dan keiklasan
akan meniupkan udara penghiburan
hingga bukitbukit bahagia berdiri
lautan mega bernyanyi
dan aksara hati menjadi puisi kemala yang membumi
Taiwan, 18 November 2010
Aroma Kehidupan Bunga Amoi
Sekelumit kisah-kisah kehidupan amoi dari Kalimantan yang kutangkap dari fenomena nyata:
/1/ Pengantin Pesanan
ketika amoi-amoi Kalimantan melangkah
jejak-jejak rindunya berceceran darah
meremas keinginan
mencoba merampas mimpi kehidupan
/2/ Merantau
Sungai Kapuas airmatanya
Tugu Khatulistiwa saksi segala
kemiskinan
ditukar perpisahan
/3/ Takdir
lambain daun kelapa
mengantar perpisahan panjang
dua anak manusia yang kasmaran
karena kemiskinan
tali takdir putus dan pupus
/4/ Gadis Cina (khusus dari pedalaman kalimantan)
matanya sipit
pengetahuannya sempit
di Taiwan nasibnya terjepit
tak bisa menjerit
/5/ Berbakti
melawan arus hati
pergi ke luar negeri
berharap bisa berbakti
nyawa diperjudi hidup atau mati
Taiwan, 2 Desember 2010